Thursday, March 23, 2017 | 12:07 AM | 0 comments
PERAN PUBLISITAS
DALAM AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS
(Analisis
Program Kampanye Wisata Sejarah Berbasis Fun Education Berdasarkan Formula
PENCILS )
Dosen Pengampu : Rachmat Kriyantono, Ph.D
Oleh :
Anita Putri
Christina 155120201111074
PROGRAM
STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2017
I.
Pendahuluan
Artikel ini bertujuan
untuk menjelaskan peran publisitas dalam program kampanye Public Relations.
Penulis mengangkat kampanye public relations berupa wisata fun education
berbasis sejarah di Candi Sumberawan Malang. Penulis menggunakan analisis
dengan formula PENCILS yaitu publicity, event, news, community involvement, identity
media, lobbying, dan social inverstment. Manfaat dari makalah ini adalah
memberikan pemahaman mengenai peran publisitas dalam aktivitas kampanye Public
Relations dalam menggunakan formula PENCILS.
II.
Publisitas
Herbert M. Baus dalam Muslimin (2004) mendefinisikan publisitas sebagai
pesan yang direncanakan, dieksekusi dan didistribusikan melalui media tertentu
untuk memenuhi kepentingan publik tanpa membayar kepada media (dalam
Kriyantono, 2012:41). Selama ini pengertian publisitas dan publikasi seakan melebur menjadi satu,
padahal publisitas adalah publikasi yang menggunakan media massa. Maka,
publisitas merupakan salah satu bagian dari publikasi (Kriyantono, 2012).
Prinsip publisitas
adalah “let
somebody else tell your story”. Dengan demikian, publisitas tidak dilakukan oleh pihak yang bersangkutan
namun melalui pihak lain atau media. Hal ini dikarena orang akan lebih
mempercayai informasi yang tidak diperolehnya secara langsung
Publisitas sering kali disamakan dengan periklanan karena keduanya
merupakan alat promosi yang menggunakan media massa. Namun publisitas dan
periklanan memiliki beberapa perbedaan (Kriyantono, 2012):
Publisitas
1. Tidak
Membayar
Tidak perlu membayar sewa kolom di surat kabar, slot waktu di radio atau televisi dan sewa ruang di media luar ruangan.
Tidak perlu membayar sewa kolom di surat kabar, slot waktu di radio atau televisi dan sewa ruang di media luar ruangan.
2. Tidak dapat dikontrol
Karena tidak melakukan pembayaran, maka pihak yang diliput oleh media tidak memiliki wewenang untuk menentukan bagaimana informasi tersebut dimuat di media
Karena tidak melakukan pembayaran, maka pihak yang diliput oleh media tidak memiliki wewenang untuk menentukan bagaimana informasi tersebut dimuat di media
3. Soft-Selling
Soft-Sell adalah metode menjual secara tidak langsung (“soft-sell”, n.d.). Dalam publisitas, perusahaan menjual image-nya bukan jasa atau barangnya.
Soft-Sell adalah metode menjual secara tidak langsung (“soft-sell”, n.d.). Dalam publisitas, perusahaan menjual image-nya bukan jasa atau barangnya.
4. Kredibilitas Tinggi
Publisitas yang dikemas dalam bentuk berita memiliki kredibilitas tinggi dimata khalayak karena informasi tersebut adalah fakta, penulis bukan dari perusahaan, media adalah sumber informasi yang dapat dipercaya dan informasi tidak mengandung unsur menjual
Publisitas yang dikemas dalam bentuk berita memiliki kredibilitas tinggi dimata khalayak karena informasi tersebut adalah fakta, penulis bukan dari perusahaan, media adalah sumber informasi yang dapat dipercaya dan informasi tidak mengandung unsur menjual
5. Dapat
Menjelaskan “Cacat Produk”
Publisitas memungkinkan cerita yang lebih detail karena mengandung unsur 5W+1H, maka public relations dapat menggunakan publisitas untuk mengatasi isu “Cacat Produk”
Publisitas memungkinkan cerita yang lebih detail karena mengandung unsur 5W+1H, maka public relations dapat menggunakan publisitas untuk mengatasi isu “Cacat Produk”
Periklanan
1. Membayar
Perusahaan harus membayar sewa untuk kolom di surat kabar, slot waktu di radio atau televisi dan sewa ruang di media luar ruangan.
Perusahaan harus membayar sewa untuk kolom di surat kabar, slot waktu di radio atau televisi dan sewa ruang di media luar ruangan.
2. Memiliki kontrol tinggi
Karena perusahaan
melakukan pembayaran maka media terikat kontrak dan harus memuat iklan sesuai
dengan permintaan. Baik isi, ukuran, lokasi, jangkauan maupun frekuensi
3. Hard-selling
Hard-sell adalah metode penjualan secara agresif atau melalui
iklan (“hard-sell”, n.d.). Dalam periklanan, perusahaan menjual secara langsung
jasa maupun barangnya
4. Kredibilitas Rendah
Periklanan memiliki
kredibilitas yang rendah dimata khalayak karena memiliki sifat menjual, tidak
mendetail dalam menjelaskan jasa maupun produk dan pesannya disampaikan satu
arah.
5. Tidak dapat menjelaskan “Cacat Produk”
Iklan tidak dapat
digunakan untuk mengatasi isu “Cacat Produk” karena keterbatasan ruang maupun
waktu. Namun iklan dengan jenis Advertorial dapat mengatasi keterbatasan ruang
dan waktu.
Banyak Tim kreatif iklan saat ini yang mengemulasi prinsip dari publisitas
kedalam periklanan, antara lain iklan advertorial di surat kabar, iklan
testimoni di televisi dan iklan adlib di radio. Iklan advertorial adalah iklan
disusun layaknya berita pada umunya dan diletakkan pada kolom tersendiri atau
diakhiri dengan kata advertorial atau adv (Kriyantono, 2012).
Iklan yang menerapkan prisip publisitas dengan baik akan “mempersulit”
khalayak untuk membedakan apakah itu iklan atau publisitas karena tidak
terkesan menjual produk (Kriyantono, 2012). Namun iklan yang tidak menerapkan
prinsip publisitas dengan baik akan dengan mudah di ketahui oleh khalayak dan
akan mendapatkan kritik. Contohnya, iklan testimoni dari Klinik Tong Fang. Iklan
tersebut bermaksud untuk menerapkan prinsip publisitas namun gagal dalam
pengeksekusiannya. Khalayak dengan mudah mengetahui bahwa iklan tersebut adalah
testimoni “palsu” dan menjadikannya bahan candaan di dunia maya.
Public relations adalah kegiatan komunikasi persuasif yang
memengaruhi dan membangun serta memelihara hubungan baik dengan publik.
Peran publikasi dalam public relations salah
satunya adalah dengan menggunakan pendekatan metode soft-sellingnya.
Dengan metode ini perusahaan memberikan media kesempatan untuk melakukan
peliputan pada kegiatan yang sedang diadakan.
Dengan adanya peliputan kegiatan imaka akan menimbulkan
opini positif di publik. Anggapan tersebut akan menimbulkan citra baik dan mempengaruhi pandangan
khalayak terhadap citra perusahaan.
Namun karena publisitas sifatnya tidak membayar maka perusahaan tidak dapat
mengatur apa yang akan diberitakan dan publisitas negatif pun bisa menjadi
berita. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka perusahaan perlu membangun hubungan baik dengan
media (media relations), membuat event special dengan mengajak public figure
atau orang yang berpengaruh, serta melaporkan event dalam bentuk news letter,
news release dan mengundang wartawan.
III.
PENCILS
Strategi Public Relations dapat diringkas menjadi 7
poin P-E-N-C-I-L-S (Kriyantono, 2012:23) sebagai berikut:
- Publikasi
Memperkenalkan perusahaan kepada publik. Misalnya
membuat tulisan yang disebarkan ke media, newsletter artikel dan lainnya.
Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau
kegiatan-kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh
publik. Selain itu, Public Relations juga menghasilkan publisitas untuk
memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat.
- Event
Mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya
membentuk citra. Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan
produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi
dapat mempengaruhi opini publik. Event adalah kegiatan yang diadakan perusahaan
untuk menarik perhatian masyarakat sekitar atau perusahaan sekedar mensponsori
suatu kegiatan.
- News
Pekerjaan seorang Public Relations adalah
menghasilkan produk-produk tulisan yang sifatnya menyebarkan infomasi kepada
publik, seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain. Karena itu,
seorang Public Relations dituntut menguasai teknik menulis (Public Relations
Writing).
- Community
Involvement Activities
Public Relations mesti membuat program-program yang
ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.
Tugas sehari-hari seorang Public Relations Officer (PRO) adalah mengadakan
kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu, sertamenjaga hubungan baik
(community relations dan humanity relations) dengan pihak organisasi atau
lembaga yang diwakilinya.
- Identity
Media
Merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina
hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media,
Media adalah mitra kerja abadi Public Relations. Media butuh Public Relations
sebagai sumber berita dan Public Relations butuh media sebagai sarana penyebar
informasi serta pembentuk opini publik.
- Lobbying
Activity
Public Relations sering melakukan upaya persuasi dan
negoisasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya, pada
saat krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai.
Pada dasarnya lobbying activity adalah
usaha untuk membujuk pihak yang lain demi kepentingan perusahaan.
- Social
Investment
Pekerjaan public relations untuk
membuat program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan
sosial. Kegiatan ini dibutuhkan perusahaan untuk memberitahu masyarakat bahwa
perusahaan adalah perusahaan yang baik.
Ketujuh strategi tersebut
adalah kunci pokok suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai brandnya. Setiap elemen
juga bekerja untuk melengkapi satu sama lain untuk mencapai tujuan utama Public
Relations. Apabila suatu perusahaan memiliki publikasi yang baik maka namanya mudah
dikenali oleh public dan akan diingat oleh publik. Dengan demikian ketujuh poin
ini saling terikat satu sama lain dan bekerja sama untuk menghasilkan brand yang
baik.
IV.
Public Relations,Fungsi dan Tujuannya
Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron,2006:5) mengatakan bahwa “public relations is a
management function, of a continuing and planned character, through which
public and private organizations and institutions seek to win and retain the
understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe
concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate,
as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and
widespread information more productive corporation and more efficient
fulfillment of their common interests”. Artinya, public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap
budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi
atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan
cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam
rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan
bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan
tersebar luas.
John E. Marston (1979) mengatakan bahwa public relations adalah
kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk memengaruhi
publik yang signifikan (dalam Krityantono, 2012:4)
Rachmat Kriyantono (2012) dalam buku Public
Relation Writing juga mengatakan bahwa “public relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang
didesain untuk memengaruhi publik yang signifikan”.
Sebagai bentuk kegiatan komunikasi persuasif, public relations tentu
memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Di bawah ini adalah pemaparan mengenai
fungsi dan tujuan dari public relations:
A. Fungsi public
relations
Fungsi public relations adalah fungsi atau peranan adalah
harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh public
relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang public
relations. “Jadi, public relations dikatakan
berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,
berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan
publik.” (Kriyantono, 2012:21)
Adapun
fungsi public relations secara garis besar, yaitu:
a. Memelihara
komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good
communication)
Contoh: Seorang
public relations mengadakan sebuah event atau program-program sosial yang melibatkan
publik. Hal ini dapat membuat komunikasi tetap terjaga antara perusahaan dengan
publiknya.
b. Melayani
kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)
Contoh: Penyebaran
informasi yang dilakukan public relations melalui produk tulisan, misalnya
berita sehingga kepentingan publik terhadap suatu informasi terpenuhi.
c. Memelihara
perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals
& manners).
Contoh: Seorang
public relations mengadakan sharing anggota dalam perusahaan sehingga jika ada
masalah bisa segera dideteksi dan dicari solusi. Hal tersebut akan mencegah
timbulnya masalah yang lebih besar.
Sedangkan Cutlip & Center yang dikutip oleh Rachmat Kriyanto (2012)
dalam buku Public Relations Writing:
Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas
Korporat, menyebutkan fungsi public relations sebagai berikut:
a. Menunjang
kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
Contoh: Seorang public
relationsi memproduksi sebuah company profile sehingga
perusahaannya bisa dikenal. Selain itu, dia juga mengadakan event yang dapat
membentuk citra, serta melibatkan peran publik. Hal tersebut akan mempengaruhi
pemikiran publik yang akan cenderung memberi citra positif terhadap perusahaan
tersebut sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. “Misalnya stasiun televisi
SCTV menggelar acara SCTV Award. Program televisi yang dinilai Ngetop akan
mendapat penghargaan dari SCTV”
b. Menciptakan
komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari
perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan.
Contoh: Seorang public relations memproduksi berita, press release, kotak saran, maupun produk informasi lainnya sehingga publik memahami tentang perusahaan. Selain itu, media tersebut bisa menjadi sarana untuk menjalin komunikasi timbal balik antara publik dengan perusahaan.
Contoh: Seorang public relations memproduksi berita, press release, kotak saran, maupun produk informasi lainnya sehingga publik memahami tentang perusahaan. Selain itu, media tersebut bisa menjadi sarana untuk menjalin komunikasi timbal balik antara publik dengan perusahaan.
c. Melayani
publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan perusahaan untuk kepentingan
umum.
Contoh: Diadakan sebuah event di bidang sosial oleh perusahaan sehingga publik dapat dilayani dengan baik. Selain itu, public relations menyediakan saluran komunikasi untuk mengetahui opini publik sehingga seorang public relations dapat memberikan saran kepada pimpinan perusahaan.
Contoh: Diadakan sebuah event di bidang sosial oleh perusahaan sehingga publik dapat dilayani dengan baik. Selain itu, public relations menyediakan saluran komunikasi untuk mengetahui opini publik sehingga seorang public relations dapat memberikan saran kepada pimpinan perusahaan.
d. Membina
hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik, baik internal maupun
eksternal
Contoh: Seorang public relations membina hubungan baik dengan pers.
Contoh: Seorang public relations membina hubungan baik dengan pers.
B. Tujuan
public relations
Tujuan dari public
relations merupakan acuan atau arahan tentang untuk apa kegiatan public
relationsdilakukan. “Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan public
relations, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran.” (Kriyantono, 2012,
h.6)
Berikut ini adalah
beberapa tujuan public relations:
1. Menciptakan
pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan
publiknya.
“Melalui kegiatan
komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed)
antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk
mencegah kesalahan persepsi.” (Kriyantono, 2012, h.7)
Contoh: Seorang public relations membuat artikel dan company profile yang berisi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan dengan tujuan publik akan memahami identitas perusahaan tersebut.
Contoh: Seorang public relations membuat artikel dan company profile yang berisi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan dengan tujuan publik akan memahami identitas perusahaan tersebut.
2. Membangun
citra korporat (corporate image)
“Citra (image) merupakan
gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi
publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya
perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dala perusahaan
dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan memengaruhi sikap publik, apakah
mendukung, netral atau memusuhi.” (Kriyantono, 2012, h.9-10)
Contoh: Seorang siswa SMA ketahuan membawa kunci jawaban ketika ujian nasional berlangsung. Meskipun sekolah dan guru-guru di sekolah tempat siswa tersebut belajar tidak mengetahui dan memprediksi kejadian tersebut, namun sekolah serta guru-guru di sekolah tersebut kemungkinan akan mendapat citra yang buruk dari masyarakat.
Contoh: Seorang siswa SMA ketahuan membawa kunci jawaban ketika ujian nasional berlangsung. Meskipun sekolah dan guru-guru di sekolah tempat siswa tersebut belajar tidak mengetahui dan memprediksi kejadian tersebut, namun sekolah serta guru-guru di sekolah tersebut kemungkinan akan mendapat citra yang buruk dari masyarakat.
3. Citra
korporat melalui program CSR.
“Corporate Social
Responbility (CSR) adalah program public relations untuk melibatkan
diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di lingkungannya.” (Kriyantono, 2012,
h.16) “CSR (ada yang menyebut sebagai Community Development atau
Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan
yang bersifat jangka panjang.” (Kriyantono, 2012, h.16)
Contoh: PT Pertamina memberikan beasiswa pendidikan, yaitu Sobat Bumi kepada para mahasiswa di beberapa universitas. Di samping memiliki tujuan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan, pemberian beasiswa tersebut secara tidak langsung akan memberikan citra positif pada PT Pertamina tersebut.
Contoh: PT Pertamina memberikan beasiswa pendidikan, yaitu Sobat Bumi kepada para mahasiswa di beberapa universitas. Di samping memiliki tujuan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan, pemberian beasiswa tersebut secara tidak langsung akan memberikan citra positif pada PT Pertamina tersebut.
4. Membentuk
opini publik yang favourable.
“Sikap publik
terhadap perusahaan bila diekspresikan disebut opini publik. Jadi, opini publik
ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap
perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau favourable),
negatif (menentang) dan netral.” (Kriyantono, 2012, h.19)
Contoh: “... melalui penyediaan saluran komunikasi interaktif secara terus-menerus dengan publik.” (Kriyantono, 2012, h.20) maksudnya, perusahaan melalui public relationsnya menyediakan sebuah media yang dapat menghubungkan antara perusahaan dengan publiknya. Hal itu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui dan mengontrol opini publik.
Contoh: “... melalui penyediaan saluran komunikasi interaktif secara terus-menerus dengan publik.” (Kriyantono, 2012, h.20) maksudnya, perusahaan melalui public relationsnya menyediakan sebuah media yang dapat menghubungkan antara perusahaan dengan publiknya. Hal itu dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui dan mengontrol opini publik.
5. Membentuk goodwill dan
kerja sama.
”Goodwill dan
kerja sama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang-ulang
oleh public relations perusahaan untuk menanamkan saling pengertian dan
kepercayaan kepada publiknya. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk
komitmen mewujudkan kepentingan publik.” (Kriyantono, 2012:20-21)
Contoh: Kerja sama antara perusahaan dengan masyarakat, misalnya melalui adanya event jalan sehat. Hal tersebut menunjukkan adanya kepedulian dari perusahaan kepada masyarakat. Sedangkan, masyarakat akan lebih mendukung dan welcome terhadap perusahaan tersebut.
Contoh: Kerja sama antara perusahaan dengan masyarakat, misalnya melalui adanya event jalan sehat. Hal tersebut menunjukkan adanya kepedulian dari perusahaan kepada masyarakat. Sedangkan, masyarakat akan lebih mendukung dan welcome terhadap perusahaan tersebut.
Kesimpulannya, public relations merupakan kegiatan yang
memiliki fungsi dan tujuan, yaitu membentuk citra perusahaan menjadi baik di
mata publiknya.
V.
Program Kampanye Wisata Fun Education Berbasis Sejarah di Candi Sumberawan
Candi Sumberawan
merupakan salah satu candi yang tergolong dalam cagar budaya yang terletak di
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kondisi saat ini, Candi
Sumberawan baru tersentuh oleh pihak Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani)
sejak Desember 2016 sehingga promosi yang dilakukan masih belum optimal dan
belum menjadi brand equity.
Candi Sumberawan hingga
saat ini digunakan sebagai objek wisata religi. Pada umumnya, masyarakat belum
terlalu mengetahui keberadaaan Candi Sumberawan itu sendiri secara luas. Maka
dari itu perlu adanya program yang berfungsi untuk memperkenalkan Candi
Sumberawan tersebut. Oleh karena itu, kami menawarkan program kampanye fun
education berbasis wisata budaya.
Strategi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan Candi Sumberawan pada
masyarakat luas antara lain dengan membangun berbagai fasilitas baru untuk
menambah daya tarik tempat wisata ini. Fasilitas baru tersebut dapat berupa
spot untuk pengunjung berfoto, juga membangun wisata edukasi pada Candi
Sumberawan. Setelah dilakukan pembangunan fasilitas baru, publikasi secara
masif melalui berbagai media (cetak atau elektronik) dapat dilaksanakan.
Adapun yang menjadi
keuntungan apabila Candi Sumberawan itu mulai mendapat perhatian adalah, mulai
bangkitnya kembali industri kreatif masyarakat Desa Toyomarto. Melihat fun
education berbasis wisata budaya masih tergolong sangat jarang di Malang,
program kampanye ini dapat menjadi pemantik untuk terciptanya fun education
berbasis wisata budaya di seluruh Indonesia yang notabene memiliki banyak cagar
budaya yang masih belum mampu menarik masyarakat untuk datang.
Berdasarkan tujuan
program kampanye tema yang kami angkat adalah Mensosialisasikan dan
Mengekspolrasi eksistensi wisata candi sumberawan serta mengembangkan sumber
daya manusia disekitar candi sumberawan.
Adapun Target
Sasaran Kampanye sebagai berikut:
1. Sasaran
utama adalah masyarakat terutama kalangan remaja yang menggunakan media sosial
secara aktif karena media sosial merupakan salah satu media yang efektif dalam
memperkenalkan Candi Sumberawan sehingga program kampanye ini lebih cepat
diterima masyakarat luas.
2. Siswa,
karena Candi Sumberawan ini dapat dijadikan objek karya wisata bagi sekolah –
sekolah yang berada di Malang maupun di luar Malang.
3. Keluarga,
karena dapat dijadikan objek wisata keluarga di akhir pekan.
VI.
Pembahasan
Dalam
melaksanakan program kampanye Fun Education berbasis wisata sejarah di Candi
Sumberawan, akan diterapkan formula PENCILS. Penjelasannya adalah sebagai
berikut.
1. Publikasi
Memperkenalkan
perusahaan kepada publik. Melalui kampanye program, akan dibuat tulisan yang
disebarkan ke media, newsletter artikel dalam rangka menyebarluaskan informasi
melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan-kegiatan. Untuk
mengkampanyekan program ini, kami menggunakan sarana media.Media yang menjadi
sasaran kami sebelum dan sesudah launching, yaitu:
Media massa - Jawa Pos, Radar Malang, Malang Post, Batu TV, ATV, UB TV, Malang TV, Sevenline, MFM Radio, Radio Tidar Sakti.
Computer Mediated Communication - publikasi melalui media partner seperti EventMalang via Twitter dan Instagram, InfoMalangnet via Instagram, Kampus Malang via Twitter, Explore Malang via Instagram.
Media massa - Jawa Pos, Radar Malang, Malang Post, Batu TV, ATV, UB TV, Malang TV, Sevenline, MFM Radio, Radio Tidar Sakti.
Computer Mediated Communication - publikasi melalui media partner seperti EventMalang via Twitter dan Instagram, InfoMalangnet via Instagram, Kampus Malang via Twitter, Explore Malang via Instagram.
Media massif- Brosur, pamflet, baliho, newsletter,
banner.
Pada media masa kami bekerjasama dengan cara press conference atau press release. Sedangkan pada Computer Mediated Communication bekerjasama dengan cara menyebarkan informasi melalui media online sebelum event terlaksana.
Pada media masa kami bekerjasama dengan cara press conference atau press release. Sedangkan pada Computer Mediated Communication bekerjasama dengan cara menyebarkan informasi melalui media online sebelum event terlaksana.
2.
Event
Mengorganisasi
event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. Dalam program kampanye, akan
dibuat event launcing penambahan fasilitas dan spot-spot foto. Selain itu, akan
diadakan lomba mengenai brand wisata candi.
3.
News
Dalam program kampanye, akan dihasilkan tulisan
berupa press release, newsletter, berita mengenai sejarah wisata candi
Sumberawan dan bagaimana program kami dapat membuat masyarakat untuk lebih
senang berwisata ke candi dengan konsep fun education.
4. Community
Involvement Activities
Dalam hal ini, kami berusaha mengenal serta menjaga
hubungan baik (community relations dan humanity relations) dengan masyarakat
sekitar. Kami juga ingin memberdayakan masyarakat di sekitar candi yang
memiliki industri kecil yaitu industri sandal spons di sekitar Candi Sumberawan
agar lebih ter-expose dan penjualannya meningkat melalui promosi di sosial
media.
5. Identity Media
Membina hubungan dengan media diperlukan untuk
memperoleh publisitas media. Dalam hal ini, kami bekerja sama dengan berbagai
media untuk menjadi partner kami dalam meliput acara launching dan program
kampanye kami. Selain itu, media juga dapat mengangkat eksistensi Candi Sumberawan
agar semakin banyak dikunjungi wisatawan.
6. Lobbying Activity
Upaya persuasi dan negoisasi dengan berbagai pihak
kami lakukan. Diantaranya bernegosiasi dengan pihak Perhutani dan juga
bernegosiasi dengan berbagai perusahaan untuk memberikan sponsor dan meyakinkan
perusahaan menjadikan program ini sebagai CSR (Corporate Social Responsibility).
7. Social Investment
Kami membuat program kampanye yang bermanfaat bagi
kepentingan dan kesejahteraan sosial. Kegiatan ini dilakukan untuk memberitahu
masyarakat bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya memiliki
kepedulian terhadap wisata sejarah yang ada di Malang. Hal ini juga mampu
meningkatkan citra Universitas Brawijaya sebagai mahasiswa yang memiliki
kepedulian sosial yang tinggi.
Dalam mewujudkan
publisitas yang positif, program kampanye kami menerapkan strategi atau formula
PENCILS. Dengan demikian ketujuh poin tersebut saling berkaitan dan bekerja
sama untuk menghasilkan brand yang baik di mata public.
DAFTAR
PUSTAKA
Kriyantono, R.
(2012). Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan
Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana
Marston, John E. (1979). Modern Public Relations. New York:
McGrawHill.